Contoh kalinat majas satu ini adalah “Banyak laki-laki yang tergila-gila dengan mawar cantik itu”. Nah, kalimat tersebut disebut implisit karena tidak ada kata yang muncul untuk menunjukkan apa itu mawar. Dengan begitu banyak orang yang tidak mengerti apa arti kata mawar tersebut. Padahal maksud dari mawar dalam kalimat tersebut artinya adalah gadis.
Banyak dari pakar bahasa yang beranggapan bahwa majas ini adalah majas paling penting. Mereka yang beranggapan demikian mengelompokkan majas-majas lain ke ruang lingkup metafora. Alasannya karena proses pembentukannya mirip dengan metafora.
Dari semua majas yang dikelompokkan, ada dua majas yang dianggap sebagai “keluarga” bagi majas yang kita bahas ini. Dua majas tersebut adalah majas depersonifikasi dan majas personifikasi.
Kedua majas turunan dari metafora ini memiliki pengertian yang berbeda. Majas personifikasi itu menggambarkan makhluk hidup sebagai benda mati sedangkan majas depersonifikasi menggambarkan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh dari majas personifikasi adalah “rumput di halaman rumah bergoyang ditiup angin”. Dari kalimat tersebut disebutkan rumput itu bergoyang, tentu saja itu tidak mungkin terjadi. Sebuah rumput bergoyang layaknya manusia. Namun kalimat itu hanya sebuah perumpamaan.
Majas ini faktanya adalah majas yang mengganti sifat dari benda mati dengan manusia. Kata “bergoyang” maksudnya bergerak tertiup angin.
Nah, majas depersonifikasi adalah lawan dari majas personifikasi. Contoh kalimat dari majas ini adalah “Dia sekarang sombong, seperti kacang lupa pada kulitnya”, “Suaranya bagaikan gemuruh petir yang mengelegar”. Anda sudah mengerti kan kenapa kedua majas ini masuk ke kelompok metafora? Ya, karena keduanya sama-sama membandingkan dua hal yang berbeda menjadi seperti sama.